Sabtu, 09 April 2011

RCV (Rotating cylinder Valve),mazda RX-7, RX-8, RX-9








Dengan kapasitas silinder yang sama, tenaga mesin meningkat hingga 40 %. RCV lebih unggul dibandingkan mesin konvensional



mazda rx-9

 
Kesuksesan Mazda mengembangkan mesin rotari pada RX-7, RX-8, hingga RX-9 memberikan inspirasi bagi perusahaan RCV Engines Ltd untuk menerapkannya pada sepeda motor. Bila mesin rotari Mazda terdapat tiga busi, maka khusus sepeda motor cukup satu. Mesin konsep RCV (Rotating Cylinder Valve) yang dikembangkan di Wimborne, Inggris, kini siap diproduksi massal di Taiwan, oleh perusahaan Motive Power Industry (MPI).

Manajer Direktur RCV Engines Ltd, Eric Hill mengatakan banyak sekali manfaat yang diperoleh dari mesin RCV. “Dengan teknologi ini cukup dengan kapasitas CC yang kecil, tenaga serta performa yang dihasilkan sangat optimal, sehingga lebih hemat BBM dan tentunya akan lebih ramah lingkungan. Dalam waktu dekat kami sedang berusaha untuk menembus pasar,” jelasnya.

Dari Dunia Penerbangan

Secara umum mesin RCV telah dikenal di dunia penerbangan. Beberapa jenis pesawat ringan dan helikopter telah menggunakannya. Mulai bobot mesin dan tenaga yang dihasilkan sangat signifikan. Para insinyur RCV Engines Ltd telah menemukan komposisi setiap mesin RCV dengan kapasitas 1.000 cc daya yang dihasilkan mencapai 100 tk. Perbandingan ini menginspirasi untuk memproduksi mesin kapasitas kecil 125 cc dengan daya 12,5 tk.

Tentu saja bila mesin RCV 125 cc diaplikasikan di sepeda motor sangatlah menarik. Rata-rata mesin konvensional dengan kapasitas 125 cc menghasilkan daya 9 tk saja! Peningkatan tenaga 3,5 tk atau nyaris 40 % sungguh luar biasa.

Tetap Menganut 4 Langkah

 



Sistem kerja RCV tetap menganut 4 langkah mesin konvensional, karena proses intake, kompresi, tenaga dan exhaust. Ke-4 langkah yang biasanya menggunakan pergerakkan naik turun piston dan disertai dengan proses buka-tutup katup, pada RCV cukup dilakukan oleh putaran katup berbentuk silinder. Keunikkan katup silinder RCV adalah, di dalamnya terdapat roda gigi yang berfungsi menggerakkan setang piston, yang selanjutnya berguna untuk memutar kruk as atau crankshaft.

Di sinilah keistimewaan RCV, berkat putaran katup yang mencakup proses langkah hisap, kompresi, pembakaran dan langkah buang. Cara kerja RCV mengadopsi mesin rotari karya Matt Rittman.

Berbagai Macam Aplikasi

Kapasitas mesin yang kecil dengan daya mesin yang meningkat pesat, RCV Engines Ltd juga berencana membidik pasar mesin pemotong rumput dan pohon. Di Amerika Serikat sendiri kebutuhan akan mesin pemotong rumput dan pohon mencapai total hingga 7,5 juta unit pertahun. Sementara sepeda motor, perusahaan MPI akan membidik pasar motor trail kecil dan skuter.

Bila prototipe RCV 125 cc telah siap diproduksi massal, perusahaan RCV Engines Ltd kini sedang mengembangkan untuk mesin mobil. Bahkan mesin RCV masa mendatang akan dipadukan dengan sistem variable valve timing, variable compression ratio dan supercharged. Kita tunggu saja.
 

Cylinder Drive System

Ketika mesin RCV tidak membutuhkan proses buka-tutup katup, melainkan perputaran katup, maka yang dibutuhkan adalah sebuah roda gigi atau bisa saja disebut sabuk gigi (toothed belt drive). Roda gigi yang terdapat pada sistem RCV atau biasa disebut face gear, mirip atau sama dengan yang dipakai pada helikopter atau di mesin-mesin aplikasi lainnya.

Desain roda gigi face gear sangatlah unik dan istimewa. Terdapatnya dua rangkaian lingkaran roda gigi yang berdekatan dan membentuk sudut 900, diakui memberikan perpindahan tenaga yang lebih smooth, stabil dan minim getaran, sehingga handling pun menjadi lebih mudah. Ketika Cylinder Drive System berhasil memberikan kenyamanan dan keamanan pada helikopter, maka RCV Engines Ltd dan MPI coba menggunakannya untuk mesin skuter maupun sepeda motor hingga ATV. Jadi bila suatu hari nanti mesin RCV sudah dipasarkan di Tanah Air, jangan heran jika getarannya tidak sekasar mesin konvensional.


Cylinder Valve Sealing System

 

konstruksi rotary engine pada Mazda RX-9

 

Melalui teknologi yang telah dipatenkan, RCV Engines Ltd juga harus mendesain secara khusus bentuk katup silindernya yang tertutup, agar minyak pelumas tidak tercampur di sistem pembakaran. Cylinder Valve Sealing System (CVSS) desainnya cukup sederhana, dan prinsipnya sama dengan yang digunakan pada ring piston konvensional.

Pada CVSS terdapat tiga ring penutup (sealing), yang masing-masing disebut active seal, sliding seal dan static seal. Khusus active seal dirancang lebih besar dan tebal, karena harus kuat menahan gesekan perputaran silinder katup di bagian luar. Usai active seal, barulah berturut-turut terdapat sliding seal dan static seal. Tak ubahnya active seal yang memiliki tugas berat, demikian pula dengan static seal. Lingkaran tipis penutup ini harus tahan terhadap tekanan dari kompresi pembakaran. Hasilnya tiga lapisan cincin penutup ini mampu sebagai penahan tidak bercampurnya antara bahan bakar dengan sistem pelumasan mesin.


Teruji Di Komputer

Ketika sistem kerja RCV dites pada komputer dengan program CAD, mulai dari performa, pergerakkan fluida BBM yang tercampur dengan oksigen di ruang bakar, hingga emisi yang dihasilkan sangatlah signifikan. Melalui teknologi simulasi yang tersajikan di layar komputer, para insinyur RCV Engines Ltd sangat yakin mesin ciptaannya lebih baik dari mesin konvensional.

Dengan program software dari Ricardo WAVE dan STAR-CD, membuktikan bahwa mesin RCV teruji ketahanannya, hemat BBM dan lebih bertenaga. Pergerakkan aliran fluida yang mengalir mulai dari intake, kompresi, pembakaran dan exhaust, lebih baik dari mesin konvensional. Keyakinan dan rasa optimis semakin tinggi untuk segera memproduksi mesin RCV secara massal. Herry V-tech